Monday, September 7, 2009

20 Kitab Hadis Utama

Ini adalah 20 kitab hadith yang utama yang tertibnya mengikut tahun wafat para Imam pemilik kitab2 tersebut.

Kata Al-Imam Asy-Syafi'i(rhm) : "Sekiranya aku terpandang seorang lelaki di kalangan tokoh-tokoh hadith, maka seolah-olah aku telah terpandang seorang lelaki daripada sahabat-sahabat Rasulullah SAW. Allah SWT membalas mereka dengan kebaikan..."

1.Al-Muwaththa' Al- Imam Malik (179 H)
2.Al-Mushannaf Abdul Razzaq (211 H)
3.Al-Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (235 H)
4.Musnad Imam Ahmad (241 H)
5.Sunan ad-Darimi ( 255 H)
6.Sahih Bukhari (256 H)
7.Sahih Muslim (261 H)
8.Sunan Ibnu Majah (273 H)
9.Sunan Abu Daud (275 H)
10.Sunan at-Tirmidzi (279 H)
11.Sunan an-Nasa'i (303 H)
12.Musnad Abi Ya'la Al-Mushaili ( 307 H)
13.Sahih Ibnu Khuzaimah ( 311 H)
14.Sahih Ibnu Hibban ( 354 H)
15.Mu'jam Al-Kabir (at-Thabarani) ( 360 H)
16.Mu'jam Al-Ausath (at-Thabarani) (360 H)
17.Mu'jam As-Saghir (at-Thabarani) (360 H)
18.Sunan ad-Daruquthni (385 H)
19.Mustadrak Al-Hakim (405 H)
20.Sunan al-Kubra ( al-Baihaqi) (458 H)

p/s : Talhah, ana copy yer..hehe

Sunday, September 6, 2009

Puasa : Amalan Sunnah Dan Amalan Masyarakat

Astro, 28 Ogos 2009
Panel : Ustaz Hisham Radhi & Ust Roesfan
  1. www.youtube.com/watch?v=-ROw2j9osI0
  2. www.youtube.com/watch?v=6lvOmyyW6MU
  3. www.youtube.com/watch?v=cBexhmxbNN8
  4. www.youtube.com/watch?v=JMzDVknsrK4
  5. www.youtube.com/watch?v=CI2WVEd_fjk
Semoga bermanfaat.

Hukum Seputar Malam Lailatul Qodar

Pada bulan Ramadhan terdapat satu malam yang lebih mulia berbanding 1000 bulan, iaitu lailatulqadar. Padanyalah diturunkan al-Qur’an yang dijadikan panduan bagi seluruh umat Islam. Firman ALLAH S.W.T:

"Sesungguhnya KAMI telah menurunkan (al-Quran) itu pada malam al-Qadar. Apakah cara yang membolehkan engkau mengetahui kebesaran lailatulqadar itu? Lailatulqadar ialah malam yang paling baik berbanding 1000 bulan. Pada malam itu, para malaikat dan Jibril turun dengan izin TUHAN mereka membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun berikutnya). Sejahteralah malam (yang berkat) itu hingga terbit fajar." – Surah al-Qadr: 1-5.

Soal 1: Malam Lailatul Qodar itu jatuh pada hari ke berapa?
Jawab: Di dalam Al-Qur’an tidak diterangkan pada malam ke berapa malam Lailatul Qodar itu jatuh, tetapi di dalam hadits diterangkan bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 hari awal di bulan Ramadhan menginginkan malam Lailatul Qodar, kemudian beliau beri’tikaf pada 10 hari pertengahannya dan mengatakan (yang artinya): “Sesungguhnya malam Lailatul Qodar itu jatuh pada 10 hari akhir di bulan Ramadhan”. Beliau melihatnya dan beliau sujud di waktu shubuh di tempat yang berair bercampur tanah, kemudian pada malam ke-21 di saat beliau i’tikaf, turunlah hujan maka mengalirlah air hujan tersebut pada atap masjid karena masjid Nabi shallallahu alaihi wa sallam terbuat dari anjang-anjang. Beliau menjalankan sholat subuh bersama para sahabatnya kemudian beliau sujud. Anas bin Malik berkata: ‘Aku melihat bekas air dan tanah dikeningnya, maka beliau sujud ditempat yang berair bercampur tanah.” (HR. Bukhori no.669 dan 2016, Muslim no.1167, dan 216 dari shohabat Abu Sa’id Al-Khudri).

Hadits di atas menunjukkan bahwa malam Lailatul-Qodar pada saat itu jatuh pada malam yang ke-21. Sedangkan para sahabat Rosululloh melihat dalam mimpi mereka bahwa malam Lailatul-Qodar jatuh pada malam ke 27. (HR. Bukhori no.2015, Muslim no.1165 dari shohabat Abdulloh bin ‘Umar ).

Yang shohih dari perbedaan para ulama tentang jatuhnya malam Lailatul-Qodar pada 10 hari terakhir adalah berpindah-pindah pada setiap tahunnya, terkadang pada tahun ini jatuh pada malam yang ke 21, kemudian pada tahun berikutnya jatuh pada malam yang ke 29, 25 atau 24.

Adapun hikmah berpindah-pindahnya malam Lailatul-Qodar supaya orang-orang yang malas menjalankan ibadah, mereka bersemangat untuk menjalankan ibadah pada 10 hari terakhir di bulan Romadlon. Hikmah yang lainnya juga yaitu agar menambah amal shalih seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah. (Syaikh Utsaimin)

Soal 2 : Apa alamat/tanda malam Lailatul-Qodar?
Jawab: Lailatul-Qodar mempunyai beberapa alamat/tanda, baik secara langsung (yaitu pada malamnya) maupun setelah terjadi (yaitu pada pagi harinya). Adapun alamat secara langsung (yaitu pada malamnya) di antaranya:

1) Sinar cahaya sangat kuat pada malam Lailatul-Qodar dibandingkan dengan malam-malam yang lainnya. Tanda ini pada zaman sekarang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang tinggal ditempat yang jauh dari sinar listrik atau sejenisnya.

2) Bertambah kuatnya cahaya pada malam itu.

3) Thuma’ninah. Yaitu ketenangan dan kelapangan hati yang dirasakan oleh orang-orang yang beriman lebih kuat dari malam-malam yang yang lainnya.

4) Angin dalam keadaan tenang pada malam Lailatul-Qodar, tidak berhembus kencang (tidak ada badai) dan tidak ada guntur. Hal ini berdasarkan hadits dari shohabat Jabir bin Abdillah sesungguhnya Rosululloh bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya Aku melihat Lailatul-Qodar kemudian dilupakannya, Lailatul-Qodar turun pada 10 akhir (bulan Romadlon) yaitu malam yang terang, tidak dingin dan tidak panas serta tidak turun hujan”. (HR. Ibnu Khuzaimah no.2190 dan Ibnu Hibban no.3688 dan dishohihkan oleh keduanya).

Kemudian hadits dari shohabat ‘Ubadah bin Shomit sesungguhnya Rosululloh bersabda (yang artinya) “Sesungguhnya alamat Lailatul-Qodar adalah malam yang cerah dan terang seakan-akan nampak didalamnya bulan bersinar terang, tetap dan tenang, tidak dingin dan tidak panas. Haram bagi bintang-bintang melempar pada malam itu sampai waktu subuh. Sesungguhnya termasuk dari tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya dalam keadaan tegak lurus, tidak tersebar sinarnya seperti bulan pada malam purnama, haram bagi syaithon keluar bersamanya (terbitnya matahari) pada hari itu”. (HR. Ahmad 5/324, Al-Haitsamy 3/175 dia berkata : perawinya tsiqoh)

5. Terkadang Alloh memperlihatkan malam Lailatul-Qodar kepada seseorang dalam mimpinya. Sebagaimana hal ini terjadi pada diri para shahabat Rosululloh .

6. Kenikmatan beribadah dirasakan oleh seseorang pada malam Lailatul-Qodar lebih tinggi dari malam-malam yang lainnya.

Adapun alamat setelah terjadi (yaitu pada pagi harinya) di antaranya: Matahari terbit pada pagi harinya dalam keadaan tidak tersebar sinarnya dan tidak menyilaukan, berbeda dengan hari-hari biasanya. Hal ini berdasarkan hadits dari shohabat Ubay bin Ka’ab yang mengatakan: “Sesungguhnya Rosululloh mengkabarkan kepada kami: “Sesungguhnya Matahari terbit pada hari itu dalam keaadaan tidak tersebar sinarnya”. (HR. Muslim no.762, 2/828) Adapun alamat yang menyebutkan bahwa tidak ada atau sedikit gonggongan anjing pada malam Lailatul-Qodar adalah tidak benar, karena terkadang dijumpai pada 10 malam terakhir di bulan Romadlon anjing dalam keadaan menyalak/menggonggong. (Syaikh Utsaimin)

(Diterjemahkan oleh Al Ustadz Abu ‘Isa Nurwahid dari Fataawa Lajnah ad Da’imah, Syarhul Mumthi’ Ibnu Utsaimin, Fataawa wa Rasaail Ibnu Utsaimin, dan Majmu’Fataawa Syaikh Shalih Fauzan)

Sumber

Saturday, September 5, 2009